Menjadi ibu rumah tangga merupakan pekerjaan yang paling mulia karena pekerjaan ini tidak digaji namun susahnya setengah mati. Banyak sekali kalangan yang sering meremehkan pekerjaan ibu rumah tangga yang dianggap sepele dan tidak memerlukan keterampilan. Bahkan tidak sedikit yang mengatakan bahwa pekerjaan ini bisa dilakukan oleh siapa saja.
Fakta di dalam lapangan justru terjadi sebaliknya. Tidak semua orang mampu menjadi rumah tangga, tidak pula yang sudah memiliki gelar sarjana hingga profesor. Hanya orang-orang yang memiliki kesabaran kuat lah yang mampu mengerjakan pekerjaan ini. Bagaimana tidak? Ibu rumah tangga dibebani dengan pekerjaan yang tiada henti, menguras tenaga dan pikiran bahkan terkadang harus dilakukan di bawah tekanan. Lalu apa saja yang membuat pekerjaan ini sangat berat?
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga yang Sulit Namun Dianggap Mudah
- Bekerja Selama 24 Jam
Pernahkah terbesit dalam benak Anda bahwa ibu rumah tangga sejatinya bekerja selama 24 jam? Pekerjaan yang dilakukan ibu rumah tangga dimulai dari saat bangun tidur hingga sesaat sebelum tidur. Tidak pernah berhenti dan selalu saja ada yang harus dikerjakan. Mirisnya, terkadang saat malam dan sudah lelah pun masih ada pekerjaan yang belum sempat diselesaikan.
Begitulah kehidupan ibu rumah tangga, tidak heran jika terkadang mereka dipenuhi dengan rasa stress dan tertekan karena mereka memang bekerja terus menerus non-stop. Mulai dari memasak lalu mencuci baju dilanjutkan dengan mengantar anak ke sekolah, belum lagi mereka yang anaknya lebih dari satu, tidak akan ada habisnya pekerjaan rumah tangga dalam sehari. Dengan perjuangan yang seberat itu, pantaslah jika seorang ibu rumah tangga itu dihargai.
- Kemampuan Multitasking
Tidak semua bisa menjadi ibu rumah tangga karena profesi ini menuntut berbagai keterampilan tidak hanya memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga saja, namun juga mendidik anak, mengatur keuangan bahkan membantu mengerjakan pekerjaan rumah anak-anak.
Terlebih di masa pandemi sekarang ini, terasa sekali multitaskingnya seorang ibu rumah tangga karena mereka juga harus menjadi guru untuk anak mereka selama belajar di rumah. Belum lagi jika suami minta dijahitkan baju yang robek atau anak bosan dan ibu harus membuat mainan edukatif di rumah, banyak sekali pekerjaan yang menuntut seorang ibu rumah tangga untuk bisa melakukan pekerjaan multitasking. Itulah kenapa ibu rumah tangga bukanlah pekerjaan yang bisa dikerjakan hanya dengan gelar, namun juga memerlukan mental.
- Berkorban Demi Keluarga
Pekerjaan inilah yang paling menyentuh hati dari seorang ibu rumah tangga. Seorang wanita lulusan S2 harus rela meninggalkan mimpi dan karirnya, menjauh dari lingkungan sosial serta teman-temannya, karena dia memilih untuk mengurus keluarganya. Sebenarnya memang bukan pilihan, namun memang itulah tugas wanita sebagai seorang istri dan Ibu.
Bisa dibayangkan betapa banyak kesempatan yang sudah dia lewatkan. Dia bisa saja meniti karir dan mendapatkan jabatan serta memiliki gaji yang tinggi, namun semua itu dilupakan demi menjadi seorang istri dan ibu yang selalu ada untuk keluarga di rumah.
Mulailah Menghargai Peran Ibu Rumah Tangga
Karena semua alasan itulah sebaiknya Kita mulai introspeksi dan berhenti memandang sebelah mata terhadap pekerjaan ibu rumah tangga dan menganggapnya sebagai profesi rendahan. Bukan suatu yang rendah ketika Kita berkorban untuk orang yang dicintai khususnya keluarga. Karena ibu rumah tangga lah seorang anak bisa tumbuh dengan penuh perhatian dan kasih saying dan seorang suami lebih suka berada di rumah daripada berkumpul dengan kawannya.